Jumat, 04 Januari 2019

ILMU SOSIAL DASAR #


CONTOH KONFLIK ANTAR KELOMPOK BESERTA SOLUSINYA :

Hasil gambar untuk konflik antar kelompok
     Setelah beberapa saat kita tidak lagi dipusingkan oleh konflik yang terjadi di Poso dan Aceh kini perhatian kita kembali tertuju pada pertikaian suku di Papua. Korban jiwa telah berjatuhan akibat konflik berdarah tersebut. Sepertinya permasalahan konflik tidak pernah habis-habisnya mendera bangsa ini, sementara solusi yang dicanangkan terkadang tidak memberikan hasil menggembirakan, dan hanya merupakan penyelesaian temporal karena tidak adanya tindakan preventif untuk mencegah munculnya pertikaian baru. Konflik adalah permasalahan serius yang dapat berakibat kehancuran bagi negara ini melalui disintegrasi bangsa. Untuk itu perlu tindakan intens oleh semua pihak agar konflik tidak hanya selesai tapi kemungkinan untuk muncul kembali dapat semakin diminimalkan.


Latar Belakang
Hasil gambar untuk latar belakang
     Saya pikir pertama kita perlu untuk menilik sekilas dua latar belakang mendasar beberapa konflik yang pernah terjadi. Pertama, konflik dirangsang oleh ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah. Perhatian minim negara terhadap satu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat memicu aksi sparatisme. Konflik yang bertolak dari keinginan untuk lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi dan mendirikan negara sendiri merupakan contohnya. Aksi-aksi sparatis seperti yang terjadi di Aceh dan Papua adalah saksi kuat tentang hal tersebut.  
     
     Kedua, ketegangan antar kelompok atau golongan juga merupakan penyebab terjadinya pertikaian. Lihatlah konflik-konflik yang mengusung unsur SARA seperti di Sampit, Ambon, Poso dan perang suku di Papua. Indonesia merupakan negara plural, dimana kelompok-kelompok suku, agama, dan ras yang berbeda hidup bertetangga. Dalam kondisi seperti ini tidak jarang masalah kecil dapat menyulut kemarahan salah satu kelompok sehingga memicu terjadinya ketegangan.

Menemukan Solusi 

Hasil gambar untuk solusi
Beberapa hal dapat menjadi pemikiran bagi kita dalam menemukan solusi tepat bagi kasus konflik di negara ini. Konflik selalu diwarnai dengan kemarahan kolektif akibat melihat tindakan yang dinilai tidak adil terhadap salah satu atau beberapa anggota kelompok atau kelompok secara menyeluruh. Akibatnya aksi kekerasan komunal dilancarkan terhadap kelompok atau institusi yang dianggap sebagai pelaku ketidakadilan. Aksi kekerasan komunal tersebut adalah solidaritas negatif. Untuk mengubahnya perlu dibangun gagasan positif tentang solidaritas dan kebersamaan dalam konteks negara berpancasila. Sebagai landasan dan falsafah hidup bermasyarakat, Pancasila menonjolkan sebuah anggapan positif mengenai manusia. Warga negara dipandang sebagai makhluk bermartabat dan menyandang hak untuk menikmati kedamaian dan ketenangan hidup. Nilai positif ini seharusnya menjadi cara pandang dalam melihat sesama kita yang berasal dari kelompok lain. Negara juga harus bisa memperlakukan semua warga sebagai pribadi-pribadi yang layak untuk disejahterakan tanpa melihat latar belakang identitas kelompok yang disandang oleh anggota masyarakat tertentu. Semua kebijakan pemerintahan harus dapat memfasilitasi dan mengakomodir semua elemen bangsa. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila terimplementasi dalam gerak dinamika bangsa kita guna menciptakan masyarakat adil dan makmur.  
Hasil gambar untuk musyawarah dan mufakatMusyawarah dan mufakat juga merupakan aspek yang ditekankan oleh nilai-nilai Pancasila. Mengambil waktu untuk duduk bersama dan berdialog untuk bisa lebih mengerti dan memahami satu dengan lainnya merupakan perwujudan dari aspek tersebut. Beberapa dialog telah dilakukan utuk menyelesaikan beberapa konflik, tapi perlu lebih intensif pada kepentingan kesejahteraan masyarakat keseluruhan. Masing-masing kelompok tidak mencari keuntungan sendiri melalui pelaksanaan dialog.
 
Seyogyanya dialog antar kelompok dapat menjadi agenda reguler dalam hidup bermasyarakat dan implementasinya tidak hanya pada jajaran atas saja, tapi harus menyentuh sampai masyarakat lapisan bawah. Dan mengusung agenda-agenda dalam konteks perwujudan masyarakat yang damai, adil, dan makmur. Sekiranya masing-masing kelompok dapat menemukan perannya masing-masing melalui dialog tersebut. Kemudian merumuskan bentuk kerja sama yang efektif antar kelompok.

Jangan sampai muncul pandangan bahwa semua konflik menjadi prevalent thing karena terlalu akrabnya lingkungan kita dengan banyak pertikaian antar kelompok yang tidak pernah hilang dari tanah air tercinta ini. Sehingga Keseriusan dan upaya keras dalam berpartisipasi menemukan solusi bagi ketegangan-ketegangan menjadi karam. Menciptakan kedamaian dalam bermasyarakat sehingga terbentuknya suasana kondusif bagi proses negara ini melangkah untuk menjadi negara maju dan sejajar dengan negara-negara yang lainnya adalah tanggung jawab seluruh warga negara. Kemajuan bangsa ini tergantung pada kapasitas sinergi semua komponen bangsa untuk mewujudkan kedamaian.


TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA

Hasil gambar untuk umat beragama di indonesiaIndonesia mengakui adanya 5 agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Hindu dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.  Sungguh suatu keberagaman yang cukup banyak. Apalagi bila ditambah dengan berbagai agama lain yang dianut oleh warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Agama yang dianut warga negara asing selama sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia juga harus dihargai. Sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang menjadi dasar negara, yaitu Pancasila, maka toleransi beragama di Indonesia dikembangkan.
Nilai-nilai luhur pancasila tersebut sesuai dengan sila yang tercantum dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. UUD 1945 pasal 29 ayat 2, menguatkan tentang perlunya toleransi beragama yang harus dilaksanakan di Indonesia “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Tidak mudah menjalankan toleransi dalam beragama di Indonesia yang bercampur dengan perbedaan suku, dan perbedaan-perbedaan lain yang menjadikannya semakin beragam. Beberapa kali terdengar pergesekan antar umat beragama di Indonesia.   Yang dengan semangat persatuan dan kesatuan masih bisa diatasi.  Beberapa penyebab munculnya pergesekan dan ketegangan antar umat beragama antara lain, sebagai berikut:
  • Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pemeluk agama tentang agamanya sendiri dan agama orang lain, sehingga yang sering adalah salah mengambil sikap.
  • Tidak adanya pemahaman yang jelas tentang memegang teguh keyakinan beragama dan toleransi.  Misalnya, pemahaman toleransi dalam beribadah adalah membiarkan orang ayng beragama berbeda menjalankan ibdahnya, tidak termasuk ikut serta dalam ibadah satu perayaan agama orang lain.
  • Sifat dari setiap agama yang mengandung misi dakwah dan tugas dakwah, berarti dapat mengajak orang lain atau menasehatinya untuk memeluk agama yang dianutnya.  Selama hal tersebut tidak dilakukan dengan memaksa dan tidak dengan menghina agama lain dan penjelasan yang sesuai logika, maka tidak akan menimbulkan ketegangan.
  • Kurangnya saling menghargai dalam perbedaan pendapat, sehingga terkadang emosi ikut terbawa dalam perdebatan yang tidak sehat. Saling mencurigai antar contoh sikap toleransi antar umat beragama yang berlebihan.
  • Para pemeluk agama yang tidak dapat mengontrol diri sehingga dapat memandang rendah agama orang lain. Misalnya, ketidaksetujuan atas ajaran agama orang lain yang dilakukan dengan cara mencaci maki.
Untuk menghindari hal-hal di atas maka wujud toleransi harus lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Setiap umat beragama hendaknya dapat memahami agamanya lebih baik, sehingga akan lebih baik pula bersikap terhadap orang yang berbeda agama.  Persatuan di atas perbedaaan atau pluralitas hanya dapat tercapai jika masing- masing kelompok yang berbeda dapat saling berlapang dada.  Manfaatnya pun untuk kehidupan diri kita sendiri. Manfaat tersebut antara lain:
Setelah secara rinci kita memahami makna toleransi, sebab-sebab terjadinya pergesekan antar contoh sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia, dan manfaat toleransi beragama secara umum, sebaiknya kita mengetahui wujud nyata toleransi dalam beragama. Hal ini diperlukan, agar kita lebih mengetahui dan dapat melaksanakan toleransi beragama dengan lebih mudah.  Wujud nyata tersebut tercermin dalam contoh sikap toleransi dalam beragama di masyarakat. Contoh-contohnya, sebagai berikut:
  1. Menghormati Hak dan Kewajiban Antar Umat Beragama
Hasil gambar untuk Menghormati Hak dan Kewajiban Antar Umat Beragama
Hak dan kewajiban umat beragama di Indonesia pada dasarnya sama, yaitu hak dan kewajiban  warga negara Indonesia. Oleh karena itu, saling menghormati merupakan contoh pertama sikap toleransi beragama.
  1. Membangun dan Memperbaiki Sarana Umum
Hasil gambar untuk Membangun dan Memperbaiki Sarana Umum
Membangun jembatan di suatu desa, memperbaiki jalan kampung bersama-sama dapat dilakukan bersama-sama tanpa membedakan perbedaan agama yang dianut.
  1. Membantu Korban Kecelakaan dan Bencana Alam
Hasil gambar untuk membantu korban kecelakaan
Membantu korban bencana alam dan korban kecelakaan juga merupakan bentuk toleransi dalam beragama.  Ketika membantu dan menolong sesama, seseorang tidak ditanyakan apa agamanya terlebih dahulu baru dibantu. Atau sebaliknya, orang yang mau membantu tidak akan ditanyakan apa agama yang dianutnya.
  1. Gotong Royong Membersihkan Kampung
Hasil gambar untuk Gotong Royong Membersihkan Kampung
Secara bersama-sama masyarakat dapat membersihkan kampung atau desanya. Kampung adalah milik bersama yang harus dipelihara kebersihannya tanpa membedakan agama dan kepercayaan yang diyakini seseorang.
  1. Menghormati Ibadah Orang Lain
Hasil gambar untuk menghormati ibadah orang lain
Saling menghormati orang yang sedang melakukan ibadah menjadi faktor yang penting toleransi beragama. Contohnya, jika hari raya Nyepi di Bali, maka seluruh masyarakatnya ikut menghormati dengan berdiam diri di rumah masing-masing tanpa membedakan agamanya. Begitu pula jika hari Raya Idul Fitri, ummat Islam tidak diganggu kegiatan ibadah sholat Iednya yang memang akan lebih ramai dari sholat biasa.
  1. Tidak Memaksakan Agama Kepada Orang Lain
Hasil gambar untuk tidak ada paksaan
Meskipun tiap agama pada dasarnya mempunyai misi dakwah atau mengajak orang lain, tetap perlu disadari misi dakwah tidak bersifat memaksa. Apalagi orang tersebut sudah memiliki agama yang diyakininya.
  1. Saling Menyayangi
Hasil gambar untuk saling menyayangi antar beragamaa
Meskipun berbeda agama, dengan tetangga atau teman tetap saling menyayangi.  Karena kita sama Bangsa Indonesia. Dengan saling menyayangi, kita juga dapat memperluas pergaulan dan pengetahuan dengan tidak terbatas ruang dan waktu. Selama teman tersebut tidak bertentangan dengan aturan di negara Indonesia.

Kesimpulan
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama, diharapakan akan terjalin hubungan yang harmonis antar warga Negara yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan percepatan pembangunan bagi negeri ini.