NAMA KELOMPOK :
1. ALEXANDER BAGAS SAPUTRA (30114784)
2. YOLAN JEMNY SETIAWAN (3C114449)
3. WEWEN VIRDYO AFRIANSHA (3C114199)
KELAS : 1DB03
Organisasi dan Metode
II
A.
PERBEDAAN PROSES PENGARUH BERDASARKAN
KEKUASAAN DENGAN BERDASARKAN WEWENANG
KARAKTERISTIK DAN
PERILAKU MANUSIA
Unsur manusia adalah unsur yang paling vital di dalam organisasi. Ia dapat
menggagalkan dan mendukung keberhasilan usaha pencapaian tujuan organisasi. Hal
ini disebabkan oleh sifat yang unik dalam diri manusia.
Manusia memiliki perbedaan masing-masing, yang disebabkan oleh adanya perbedaan
kemampuan, latar belakang, aspirasi, dll. Motivasi kerjanya juga sangat
bergantung pada perbedaan-perbedaan yang khas tersebut. Oleh sebab itu, kita
perlu memandang manusia secara menyeluruh, utuh, dan dalam integritas pribadi.
Sikap dan Perilaku
Sedikitnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami perilaku
manusia, yaitu pendekatan kognitif, pendekatan kepuasan, dan pendekatan
psikoanalisis.
Pendekatan kognitif memanfaatkan munculnya perilaku sebagai jawaban (respons)
dari adanya rangsangan (stimulus) yang diterima orang-orang. Pendekatan
kepuasan menunjukkan bahwa seseorang akan merasa puas apabila kebutuhannya
dapat terpenuhi, dan pekerjaan yang diterimanya menarik dan menantang
kemampuannya.
Dari pendekatan psikoanalisis, diketahui ada tiga unsur yang dapat menyebabkan
perilaku seseorang, yaitu id, ego dan super ego yang masing-masing dapat saling
bertentangan. Id merupakan unsur yang menyebabkan munculnya perilaku tanpa
mempedulikan unsur yang lain. Akan tetapi dua unsur yang lain juga dapat saling
mendukung atau saling menolak terhadap keinginan id. Interaksi ketiga unsur tersebut
mengakibatkan munculnya perilaku tertentu.
Teori Kepribadian
Sebenarnya, masalah perilaku manusia sangat sulit diramalkan kemunculannya.
Sangat bergantung kepada kepribadian yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan dan faktor keturunan, yang tentu saja akan berbeda bagi
masing-masing individu. Cara ia merespons terhadap rangsangan lingkungan sangat
berbeda, sehingga kita sulit meramalkan perilaku, kecuali kita dapat memahami
lingkungannya.
Di sisi lain, ada pendekatan ciri yang dapat menunjukkan kecenderungan
konsistensi perilaku seseorang, sebab ciri dianggap bagian yang membentuk
kepribadian dan penunjuk perilaku. Namun pendapat ini banyak dikritik, sebab
ciri tidak dapat dibuktikan secara kausal terhadap perilaku. Ciri juga tidak
dapat memberikan pengertian tentang perkembangan dan dinamika kepribadian. Ciri
juga tidak memberikan perhatian dengan situasi pekerjaan.
Sigmund Freud mengatakan bahwa kehidupan ketika manusia tumbuh dari kecil
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku setelah ia dewasa, khususnya
faktor-faktor ketidaksadaran.
Peran dan Perilaku
Dalam kehidupannya, tanpa disadari, sebenarnya masing-masing orang telah
membawakan perannya, baik tunggal maupun ganda, baik dalam kehidupan
sehari-hari di rumah maupun di dalam organisasi.
Fungsi peran di dalam organisasi sangatlah penting, agar tidak terjadi konflik
dan kerancuan peran antara satu anggota dan anggota lainnya. Fungsi tersebut
diperjelas dengan adanya uraian tugas (job description), yang menunjukkan
posisi seseorang dalam organisasi, termasuk batas-batas wewenangnya, kekuasaan,
hak, kewajiban, dll.
Persepsi terhadap fungsi peran tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseorang
dalam organisasi dan kinerja individu serta kelompok atau organisasinya.
GAYA KEPEMIMPINAN
Perbedaan Manajer dan Pimpinan
Di dalam organisasi, manajer bertugas mengelola organisasi dengan cara
menggunakan kemampuan menjalankan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan) serta memanfaatkan
unsur-unsur manajemen (manusia, material, uang, mesin, metode dan pasar),
secara efisien dan efektif. Tugas ini dilandasi oleh aspek legalitas, artinya
ada surat keputusan yang mengesahkan kewenangannya.
Manajer dapat menjadi pemimpin apabila ia mampu menggerakkan bawahan di dalam
organisasi tanpa menggunakan aspek legalitas yang ia miliki. Namun, pemimpin
itu sendiri, adalah orang yang mempunyai kemampuan menggerakkan orang lain
tanpa dilandasi oleh aspek legalitas, tetapi oleh aspek pengakuan dan
kesetujuan.
Gaya Kepemimpinan
Salah satu faktor penentu keberhasilan mempengaruhi orang lain, adalah gaya
kepemimpinan, dan kunci efektivitas gaya ini, adalah
"mengharmonisasikan" kepentingan karyawan dan organisasi.
Namun, permasalahan yang berpengaruh terhadap efektivitas gaya kepemimpinan,
adalah bagaimana memahami unsur manusia yang diyakini sangat kompleks dan
bagaimana mencapai tujuan organisasi melalui penyelesaian tugas-tugas. Kedua
masalah tersebut dapat mempengaruhi cara manajer menerapkan pelbagai konsep
gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan Situasional/Kontigensi
Gaya kepemimpinan akan efektif, apabila melakukan orientasi tugas dan orientasi
hubungan. Reddin menambahkan lagi dengan satu orientasi, yaitu keefektifan,
dengan mengacu kepada asumsi teori 'X' dan 'Y' yang disampaikan oleh Douglas
McGregor. Dari model Reddin ini,kemudian dikenal ada empat gaya yang efektif
dan empat gaya yang tidak efektif.
B . MENJELASKAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Komunikasi
Komunikasi di dalam organisasi sangat penting peranannya. Ia dapat mendatangkan
kesamaan pengertian dan kesepakatan bersama dalam hal pendapat, sehingga dapat
mengurangi konflik. Selain itu, proses komunikasi dapat menjelaskan pembagian
tugas dan laporan pelaksanaannya. Ia juga dapat digunakan sebagai penyaluran
umpan balik tentang ada atau tudak adanya hambatan,keluhan, gagasan, dll. untuk
kemajuan organisasi itu sendiri. Arus komunikasi ke segala arah dapat
mengalirkan semua informasi ke setiap unit organisasi.
Namun demikian, banyak sekali hambatan yang dapat terjadi, utamanya berkaitan
dengan unsur-unsur komunikasi. Lingkungan juga dapat menjadi hambatan terhadap
proses komunikasi.
Dalam komunikasi antarbudaya banyak yang harus dipahami oleh setiap anggota
masyarakat. Hal ini disebabkan bahwa para pengirim dan penerima pesan adalah
pihak yang berbeda asal budayanya. Bila tidak memahami, maka akan dapat merusak
hubungan antarpribadi setiap anggota organisasi.
Pengembilan Keputusan
Setiap hari manusia selalu dihadapkan kepada pilihan-pilihan alternatif dan
pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat akan memberikan konsekuensi bagi
diri sendiri, dan tidak ada tanggung jawab yang dituntut darinya, apapun
pilihannya.
Di dalam organisasi, pengambilan keputusan memberikan dampak yang menyangkut
kehidupan organisasi dan unsur manusianya.
Pengambilan keputusan adalah penetapan alternatif-alternatif yang telah
diadakan dievaluasi dampak baik dan buruknya. Ada yang telah diprogramkan,
karena sifatnya yang rutin, dan ada yang belum diprogramkan karena
kemunculannya belum dapat diduga. Oleh karena itu, agar keputusan yang diambil
bermutu, diperlukan ketersediaan informasi yang memadai, baik jumlah maupun
mutunya.
Keputusan yang telah diambil harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil yang
diharapkan, dan diadakan penilaian kembali agar di dalam perencanaan mendatang
dapat diperbaiki proses pencapaian tujuan organisasi.
Agar pengambilan keputusan dapat efektif, pertimbangan terhadap lingkungan dan
kemampuan manusianya perlu dilakukan. Hal ini berkenaan dengan karakteristik
keduanya yang serba tidak pasti, dan serba rumit.
Sesuai dengan teori weber seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan. dan wibawa
Sedangkan kekuasaan merupakan kekuatan untuk mempengaruhi pihak lain agar
tunduk pada pemegang kekuasaan. Dengan kewibawaan yang memancar dari diri
seorang pemimpin merupakan satu kekuatan tertentu yang menyebabkan orang lain
patuh dan tunduk padanya tanpa paksaan kuasaan. Kekuasaan merupakan inti
persoalan dalam kepemimpinan yang mengandung gejala yang disebut kewibawaan
(gezag), sehingga tanpa kewibawaan tidak mungkin adanya sebuah kepemimpinan.
Berkaitan dengan ini sebuah kharisma yang dimiliki seorang pemimpin juga
merupakan kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang yang bersumber pada suatu
yang bersifat emosional atau tidak rasional yang berada diatas kekuatan dan
kemampuan manusia umumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang
mempunyai kharisma sekaligus mempunyai wibawa. Akan menyebabkan munculnya
kepatuhan dan kesetiaan para pengikut yang dihormati, dicintai, dan disegani
Proses Pengambilan
Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan
adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama -
sama. Keputusan terdiri dari :
Keputusan Strategis
Yaitu keputusan yang
dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
Keputusan Taktis
Keputusan yang diambil
oleh manajement menengah.
Keputusan Operasional
Keputusan yang dibuat
oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai
pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan
pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan:
Menurut
Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas
tiga langkah utama, yaitu:
1.Kegiatan Intelijen
Menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
2.Kegiatan
Desain
Tahap ini
menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan
yang mungkin dilakukan.
3.Kegiatan
Pemilihan
Pemilihan
serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan
menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
Ø Proses pencarian/penemuan tujuan
Ø Formulasi tujuan
Ø Pemilihan Alternatif
Ø Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan
konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING
ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Ø Identifikasi dan Diagnosa masalah
Ø Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
Ø Pengembangan dan Evaluasi alternative
alternative
Ø Pemilihan Alternatif terbaik
Ø Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap
hasil-hasil
Proses pengambilan
keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa
orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya
selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan
cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan
keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu
:
1. Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without
Discussion)
Metode pengambilan
keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam
kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat,
dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima
kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan
persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika
metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang
diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang
anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert),
sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat
keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila
seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus,
persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana,
karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap
ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang
memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak
sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya,
menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan
yang rumit.
3. Kewenangan Setelah Diskusi (authority
rule after discussion)
Sifat otokratik dalam
pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang
pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan
mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga
munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil
dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan
lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan
keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan
keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan
bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana
para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu
organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini
memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi
akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti
tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu
metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian,
metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas
juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya
waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok
untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode
pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik
dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih
unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling
efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada
faktor-faktor:
Ø Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
Ø Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil
oleh kelompok, dan
Ø Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dari metode di atas
tersebut sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, yaitu :
Ø Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu sama
seperti prinsip, jadi dalam organisasi harus punya prinsip.
Ø Sanksi
Sanksi sangat perlu
dalam organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama baik itu pemimpin
maupun anggotanya.
Ø Keahlian
Pemimpin harus punya
kekuatan mental dalam organisasi, jika tidak sama saja seperti pemimpin yang
tidak mempuanyi gelar.
Ø Kharisma
Semua pemimpin harus
punya kharisma agar terus menjadi panutan bagi semua orang. Maka dari itu
kharisma merupakan citra baik yang di miliki seseorang agar menjadi panutan
semua orang.
C.TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
a. Teknik Kreatif
Ø Brainstorming
Berusaha untuk menggali
dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan
para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
Ø Synectics
Didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk
meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b. Teknik Partisipatif
Individu individu atau
kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
C.Teknik Modern
Ø Teknik Delphi
Ø Teknik Kelompok Nominal
Contoh pengambilan
keputusan dalam organisasi
DPR yang masih ragu
dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan
bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di
naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah
memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat
apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum
mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak
Dalam komunikasi
pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat
pada bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah strategi produk,
promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk
menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.
Namun kini hal tersebut semakin berkembang tidak hanya dalam hal product,
promotion, dan price. Namun juga mengenai place, people, process, dan physical
evidence. Saya kurang paham siapa yang duluan menegemukakan konsep 7P ni, tapi
yang jelas, sangat berguna bagi penerapan konsep ini dalam komunikasi pemasaran.
Dalam komunikasi
pemasaran ada beberapa elemen yang dipadukan yang terwujud dalam bauran
komunikasi pemasaran terpadu, yaitu bauran pemasaran (marketing mix), lalu
bauran promosi (promotion mix) yang sebenarnya adalah bagian dari marketing
mix, namun kini lebih spesifik. Dan ada pula strategi-strategi komunikasi
pemasaran tertentu, seperti strategi segmenting, targeting, pricing,dan
positioning, dalam bauran pemasaran. Semua itu kembali pada kondisi perusahaan
jasa yang melaksanakannya. Dalam marketing mix perusahaan jasa khususnya, ada
unsur-unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan
dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 4P ditambah 3P : product,
price, place, promotion, people, process, dan physical evidence.
Kita akan coba bahas dan
menganalisis sebuah perusahaan jasa perbankan yang menerapkan konsep 7P ini
yaitu PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA)
1. Produk (Product)
BCA memanfaatkan
produk-produk tabungan yang mereka keluarkan untuk menarik minat masyarakat menjadi
nasabah mereka. dengan sangat mengerti dan memahami kebutuhan beragam
masyarakat, maka BCA memiliki produk-produk tabungan yang bermanfaat bagi para
nasabahnya seperti produk tabungan dengan bunga bersaing,deposito
berjangka,kartu kredit,dll
2. Promosi
(Promotion)
Promosi merupakan suatu
aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah
pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif
yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh produsen, baik secara langsung
maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian.
Dengan konsep promosi,
BCA melakukan serangkaian promosi dari produk-produknya melalui berbagai media
dan event seperti media iklan ditelevisi,koran,membuat spanduk dll
deangan cara ini, BCA
akan dapat menarik nasabah baru,mengkomunikasikan produk-produk
terbarunya,menginformasikan kepada nasabahnya tentang peningkatan kualitas
produk,mengajak nasabah mendatangi kantor cabangnya dan memotivasi nasabah
untuk memilik produk lainnya
3. Harga (Price)
Penetapan harga
merupakan suatu hal penting . perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh
pertimbangan karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapatan total
dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai
dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta
persaingan.
BCA pun memberikan harga
yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan nasabanhnya seperti pada produk
tahapan dalam pembukaan rekening tabungan baru dengan mewajibkan nasabahnya
melakukan setoran awal sebesar Rp 500.000,00 dan biaya administrasi sebesar Rp
12.000,00 setiap bulannya yang masih dapat terjangkau oleh nasabahnya sehingga
memotivasi mereka untuk membuka tabungan di BCA
4. Lokasi tempat (Place)
Tempat atau lokasi yang
strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah
terjangkau oleh konsumennya. dalam pemilihan lokasi, BCA mempertimbangkan untuk
membuka cabang baru kantornya pada wilayah yang cuup strategis dimana sering
terjadi transaksi usaha dari para nasabahnya sehingga akan mempermudah
nasabahnya dalam menjalankan tranasaksi keuangannya dari lokasi ia membuat
usahanya ataupun kantornya
BCA pun akan menjadi
andalan disuatu lokasi strategisi ini dan dapat dipastikan tidak akan sepi dari
nasabah yang melakukan transaksinya.
5.Orang (People)
People merupakan
aset utama dalam industri jasa perbankan, dalam hal ini adalah para karyawan
dan karyawati BCA yang berada pada posisi depan (frontliner) yang langsung
bertemu dan memberikan servis kepada nasabahnya.karyawan berkinerja tinggi akan
menyebabkan nasabah puas dan loyal. Faktor penting lainnnya dalam people adalah
attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa.
dengan karyawan/wati
yang menjadi ujung tombak BCA yang dilengkapi dengan wawasan luas dan skill
perbankan yang tinggi akan membuat nasabah BCA dapat memberi rasa percaya dan
aman untuk bertransaksi di BCA
6.Proses (Process)
Cara ini di
implementasikan BCA dengan membuka dan menutup kantornya dicabang sesuai waktu
yang telah ditentukan BCA, lalu karyawannya juga diberikan skill yang dapat
mengikuti prosedur dan sistem yang merupakan standarnya seperti memberikan
pelayanan servis disertai dengan senyum untuk menyambut para nasabahnya.proses
yang terus berlangsung ini akan menjamin mutu layanan BCA sehingga mendapat
penilaian yang semakin baik.
7.Bukti fisik (Physical
Evidence)
Building merupakan
bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai
tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter . Perhatian
terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata
ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood
pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan
ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan
nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa
dengan kelas market khusus.
Bukti fisik yang dapat
membuat BCA memiliki karakter dan nilai tambah dimata nasabahnya dengan
memiliki cabang gedung kantor yang memberikan ciri khasnya seperti selalu
dicitrakan bank dengan kantor gedung yang selalu memiliki tingkat yang tinggi,
lalu didesain dengan interior,perlengkapan dan tata ruang rapih akan dapat
memberi mood baik kepada nasabahnya sehingga tidak akan enggan untuk selalu
bertransaksi dicabang.
D.MENJELASKAN APA YANG DIMAKSUD DENGAN ONE WAY TRAFIC DAN
TWO WAY TRAFIC
1.One Way Traffic: Komunkasi satu arah yang artinya komunikasi ini
terjadi jika seseorang mengirim berita tidak bermaksud untuk menerima umpan
balik (respon) dari orang yang menerimanya secara langsung.
A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
2.Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan
orang lain dimana kedua orang tersebut sama-sama aktif dalam memberikan
tanggapan. Jadi baik komunikator maupun komunikan sama-sama aktif dalam
berinteraksi.
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama
karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
E.MENGKLASIFIKASIKAN HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
Hambatan Komunikasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
• Hambatan dari pengirim
pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau
pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam
penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah
hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan
suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa
sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan dari penerima
pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan,
sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam
memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat
mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain
lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti
mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan
sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Klasifikasi Komunikasi
dalam organisai
F.HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KOORDINASI KERJA SAMA
Dalam sebuah organisasi
pastilah ada sebuah ketua dan staff sebagai jajarannya. Ini merupakan satu
kesatuan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi dalam organisasi
akan bisa berjalan dengan baik dan lancar dengan adanya komunikasi dan koordinasi
baik dari atas kebawahan maupun sesama bidang dan staff. Akan terjadi
keheningan jikalau satu sama lain anggota tidak saling berkomunikasi dan
koordinasi, bahkan bisa menjadi kesalahpahaman.
Komunikasi merupakan
media antar individu untuk saling memberikan informasi baik bisa disampaikan
secara lisan maupun media lainnya. Komunikasi begitu sangat penting, karena
dalam pelaksanaan suatu organisasi adanya komunikasi membantu dalam memahami
apa yang dimaksud dari orang yang menyampaikan. Komunikasi ini juga tidak
terlepas dari koordinasi. Komunikasi dan koordinasi menjadi satu kesatuan kerja
dalam menjalankan program kerja. Sedangkan koordinasi merupakan hubungan
manusia dalam menjalankan tugasnya.
Semua program kerja
dapat terselesaikan dengan adanya komunikasi dan koordinasi, maka perlu bantuan
orang lain. karena kita tahu bahwa yang dibutuhkan organisasi ini adalah
SUPERTIM bukan SUPERMAN. Kalau yang bekerja hanya sendirian tanpa meminta
bantuan takkan ada yang mampu melaksanakannya. Satu tusuk lidi saja tidak mampu
membersihkan tapi dengan kumpulan banyak lidi mampu membersihkan kotoran yang
ada. Itulah organisasi yang baik satu sama lain saling berkomunikasi dan
koordinasi dalam bekerja.
Komunikasi ini media untuk saling mengingatkan
satu sama lain, apalagi dalam mengingatkan kebaikan. Hubungan interpersonal
akan menjadi dekat dan baik jika jalinan komunikasi ini berjalan dengan lancar.
Jika kita membayangkan seorang pemimpin tidak mau berkomunikasikan kepada
staffnya, akan terjadi rasa diacuh atau tidak dipedulikan. Ini berakibat
lama-lama akan meretakkan organisasi. Mungkin organisasi bisa berjalan dengan
hanya seorang pemimpin yang melaksanakan sendirian tapi tanpa disadari hanya
membuat fungsi organisasi rusak. Hal terburuk yang mungkin tercapai akan
berguguran satu demi satu pengurus dan meninggalkan organisasi.
Dalam sebuah organisasi tidak hanya membutuhkan
orang yang pandai bicara, bisa dipercaya dan yang aktif tapi butuh orang yang
mampu menggerakan kapal organisasi menuju tempat tujuan dengan bekerjasama
bersama staff-staffnya. Bahkan jika kapal itu mengalami kebocoran disana-sini,
pasti takkan mampu seorang diri untuk menyelesaikan. Staff yang ada akan
memberikan kemampuannya untuk melengkapi kekurangan pemimpin yang baik. Maka
dari itu perlu ada kerjasama supaya keberhasilan dapat tercapai.
Sumber :
http://www.search.ask.com/web?l=dis&q=proses perbedaan
berdasarkan kekuasaan dan wewenang
http://zzzfadhlan.wordpress.com/2011/05/27/menjelaskan
-proses-pengambilan-keputusan
http://saddamhusein13.blogspot.com/2012/06/peran-komunikasi-dan-koordinasi-dalam
kerja sama.
http://iinchyrusz.blogspot.com/
http://adrifunky.blogspot.com/2015/05/organisasi-dan-metode-ii.html#more
http://ryanputra205.blogspot.com/2015/06/organisasi-dan-metode-ii.html
Organisasi dan Metode
II
A.
PERBEDAAN PROSES PENGARUH BERDASARKAN
KEKUASAAN DENGAN BERDASARKAN WEWENANG
Unsur manusia adalah unsur yang paling vital di dalam organisasi. Ia dapat menggagalkan dan mendukung keberhasilan usaha pencapaian tujuan organisasi. Hal ini disebabkan oleh sifat yang unik dalam diri manusia.
Manusia memiliki perbedaan masing-masing, yang disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan, latar belakang, aspirasi, dll. Motivasi kerjanya juga sangat bergantung pada perbedaan-perbedaan yang khas tersebut. Oleh sebab itu, kita perlu memandang manusia secara menyeluruh, utuh, dan dalam integritas pribadi.
Sedikitnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami perilaku manusia, yaitu pendekatan kognitif, pendekatan kepuasan, dan pendekatan psikoanalisis.
Pendekatan kognitif memanfaatkan munculnya perilaku sebagai jawaban (respons) dari adanya rangsangan (stimulus) yang diterima orang-orang. Pendekatan kepuasan menunjukkan bahwa seseorang akan merasa puas apabila kebutuhannya dapat terpenuhi, dan pekerjaan yang diterimanya menarik dan menantang kemampuannya.
Dari pendekatan psikoanalisis, diketahui ada tiga unsur yang dapat menyebabkan perilaku seseorang, yaitu id, ego dan super ego yang masing-masing dapat saling bertentangan. Id merupakan unsur yang menyebabkan munculnya perilaku tanpa mempedulikan unsur yang lain. Akan tetapi dua unsur yang lain juga dapat saling mendukung atau saling menolak terhadap keinginan id. Interaksi ketiga unsur tersebut mengakibatkan munculnya perilaku tertentu.
Teori Kepribadian
Sebenarnya, masalah perilaku manusia sangat sulit diramalkan kemunculannya. Sangat bergantung kepada kepribadian yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan faktor keturunan, yang tentu saja akan berbeda bagi masing-masing individu. Cara ia merespons terhadap rangsangan lingkungan sangat berbeda, sehingga kita sulit meramalkan perilaku, kecuali kita dapat memahami lingkungannya.
Di sisi lain, ada pendekatan ciri yang dapat menunjukkan kecenderungan konsistensi perilaku seseorang, sebab ciri dianggap bagian yang membentuk kepribadian dan penunjuk perilaku. Namun pendapat ini banyak dikritik, sebab ciri tidak dapat dibuktikan secara kausal terhadap perilaku. Ciri juga tidak dapat memberikan pengertian tentang perkembangan dan dinamika kepribadian. Ciri juga tidak memberikan perhatian dengan situasi pekerjaan.
Sigmund Freud mengatakan bahwa kehidupan ketika manusia tumbuh dari kecil mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku setelah ia dewasa, khususnya faktor-faktor ketidaksadaran.
Peran dan Perilaku
Dalam kehidupannya, tanpa disadari, sebenarnya masing-masing orang telah membawakan perannya, baik tunggal maupun ganda, baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah maupun di dalam organisasi.
Fungsi peran di dalam organisasi sangatlah penting, agar tidak terjadi konflik dan kerancuan peran antara satu anggota dan anggota lainnya. Fungsi tersebut diperjelas dengan adanya uraian tugas (job description), yang menunjukkan posisi seseorang dalam organisasi, termasuk batas-batas wewenangnya, kekuasaan, hak, kewajiban, dll.
Persepsi terhadap fungsi peran tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi dan kinerja individu serta kelompok atau organisasinya.
GAYA KEPEMIMPINAN
Perbedaan Manajer dan Pimpinan
Di dalam organisasi, manajer bertugas mengelola organisasi dengan cara menggunakan kemampuan menjalankan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan) serta memanfaatkan unsur-unsur manajemen (manusia, material, uang, mesin, metode dan pasar), secara efisien dan efektif. Tugas ini dilandasi oleh aspek legalitas, artinya ada surat keputusan yang mengesahkan kewenangannya.
Manajer dapat menjadi pemimpin apabila ia mampu menggerakkan bawahan di dalam organisasi tanpa menggunakan aspek legalitas yang ia miliki. Namun, pemimpin itu sendiri, adalah orang yang mempunyai kemampuan menggerakkan orang lain tanpa dilandasi oleh aspek legalitas, tetapi oleh aspek pengakuan dan kesetujuan.
Gaya Kepemimpinan
Salah satu faktor penentu keberhasilan mempengaruhi orang lain, adalah gaya kepemimpinan, dan kunci efektivitas gaya ini, adalah "mengharmonisasikan" kepentingan karyawan dan organisasi.
Namun, permasalahan yang berpengaruh terhadap efektivitas gaya kepemimpinan, adalah bagaimana memahami unsur manusia yang diyakini sangat kompleks dan bagaimana mencapai tujuan organisasi melalui penyelesaian tugas-tugas. Kedua masalah tersebut dapat mempengaruhi cara manajer menerapkan pelbagai konsep gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan Situasional/Kontigensi
Gaya kepemimpinan akan efektif, apabila melakukan orientasi tugas dan orientasi hubungan. Reddin menambahkan lagi dengan satu orientasi, yaitu keefektifan, dengan mengacu kepada asumsi teori 'X' dan 'Y' yang disampaikan oleh Douglas McGregor. Dari model Reddin ini,kemudian dikenal ada empat gaya yang efektif dan empat gaya yang tidak efektif.
B . MENJELASKAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Komunikasi
Komunikasi di dalam organisasi sangat penting peranannya. Ia dapat mendatangkan kesamaan pengertian dan kesepakatan bersama dalam hal pendapat, sehingga dapat mengurangi konflik. Selain itu, proses komunikasi dapat menjelaskan pembagian tugas dan laporan pelaksanaannya. Ia juga dapat digunakan sebagai penyaluran umpan balik tentang ada atau tudak adanya hambatan,keluhan, gagasan, dll. untuk kemajuan organisasi itu sendiri. Arus komunikasi ke segala arah dapat mengalirkan semua informasi ke setiap unit organisasi.
Namun demikian, banyak sekali hambatan yang dapat terjadi, utamanya berkaitan dengan unsur-unsur komunikasi. Lingkungan juga dapat menjadi hambatan terhadap proses komunikasi.
Dalam komunikasi antarbudaya banyak yang harus dipahami oleh setiap anggota masyarakat. Hal ini disebabkan bahwa para pengirim dan penerima pesan adalah pihak yang berbeda asal budayanya. Bila tidak memahami, maka akan dapat merusak hubungan antarpribadi setiap anggota organisasi.
Pengembilan Keputusan
Setiap hari manusia selalu dihadapkan kepada pilihan-pilihan alternatif dan pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat akan memberikan konsekuensi bagi diri sendiri, dan tidak ada tanggung jawab yang dituntut darinya, apapun pilihannya.
Di dalam organisasi, pengambilan keputusan memberikan dampak yang menyangkut kehidupan organisasi dan unsur manusianya.
Pengambilan keputusan adalah penetapan alternatif-alternatif yang telah diadakan dievaluasi dampak baik dan buruknya. Ada yang telah diprogramkan, karena sifatnya yang rutin, dan ada yang belum diprogramkan karena kemunculannya belum dapat diduga. Oleh karena itu, agar keputusan yang diambil bermutu, diperlukan ketersediaan informasi yang memadai, baik jumlah maupun mutunya.
Keputusan yang telah diambil harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil yang diharapkan, dan diadakan penilaian kembali agar di dalam perencanaan mendatang dapat diperbaiki proses pencapaian tujuan organisasi.
Agar pengambilan keputusan dapat efektif, pertimbangan terhadap lingkungan dan kemampuan manusianya perlu dilakukan. Hal ini berkenaan dengan karakteristik keduanya yang serba tidak pasti, dan serba rumit.
Sesuai dengan teori weber seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan. dan wibawa Sedangkan kekuasaan merupakan kekuatan untuk mempengaruhi pihak lain agar tunduk pada pemegang kekuasaan. Dengan kewibawaan yang memancar dari diri seorang pemimpin merupakan satu kekuatan tertentu yang menyebabkan orang lain patuh dan tunduk padanya tanpa paksaan kuasaan. Kekuasaan merupakan inti persoalan dalam kepemimpinan yang mengandung gejala yang disebut kewibawaan (gezag), sehingga tanpa kewibawaan tidak mungkin adanya sebuah kepemimpinan. Berkaitan dengan ini sebuah kharisma yang dimiliki seorang pemimpin juga merupakan kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang yang bersumber pada suatu yang bersifat emosional atau tidak rasional yang berada diatas kekuatan dan kemampuan manusia umumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai kharisma sekaligus mempunyai wibawa. Akan menyebabkan munculnya kepatuhan dan kesetiaan para pengikut yang dihormati, dicintai, dan disegani
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai
pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan
pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan:
Menurut
Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas
tiga langkah utama, yaitu:
1.Kegiatan Intelijen
Menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
2.Kegiatan
Desain
Tahap ini
menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan
yang mungkin dilakukan.
3.Kegiatan
Pemilihan
Pemilihan
serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan
menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
Ø Proses pencarian/penemuan tujuan
Ø Formulasi tujuan
Ø Pemilihan Alternatif
Ø Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan
konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING
ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Ø Identifikasi dan Diagnosa masalah
Ø Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
Ø Pengembangan dan Evaluasi alternative
alternative
Ø Pemilihan Alternatif terbaik
Ø Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap
hasil-hasil
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
2.Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua orang tersebut sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan. Jadi baik komunikator maupun komunikan sama-sama aktif dalam berinteraksi.
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
E.MENGKLASIFIKASIKAN HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
F.HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KOORDINASI KERJA SAMA
Komunikasi ini media untuk saling mengingatkan satu sama lain, apalagi dalam mengingatkan kebaikan. Hubungan interpersonal akan menjadi dekat dan baik jika jalinan komunikasi ini berjalan dengan lancar. Jika kita membayangkan seorang pemimpin tidak mau berkomunikasikan kepada staffnya, akan terjadi rasa diacuh atau tidak dipedulikan. Ini berakibat lama-lama akan meretakkan organisasi. Mungkin organisasi bisa berjalan dengan hanya seorang pemimpin yang melaksanakan sendirian tapi tanpa disadari hanya membuat fungsi organisasi rusak. Hal terburuk yang mungkin tercapai akan berguguran satu demi satu pengurus dan meninggalkan organisasi.
Dalam sebuah organisasi tidak hanya membutuhkan orang yang pandai bicara, bisa dipercaya dan yang aktif tapi butuh orang yang mampu menggerakan kapal organisasi menuju tempat tujuan dengan bekerjasama bersama staff-staffnya. Bahkan jika kapal itu mengalami kebocoran disana-sini, pasti takkan mampu seorang diri untuk menyelesaikan. Staff yang ada akan memberikan kemampuannya untuk melengkapi kekurangan pemimpin yang baik. Maka dari itu perlu ada kerjasama supaya keberhasilan dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar