Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial Neural Network
merupakan suatupendekatan yang berbeda dari metode AI lainnya. JST
merupakan suatu model kecerdasan yang diilhami dari struktur otak
manusia dan kemudian diimplementasikan menggunakan program computer yang
mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses
pembelajaran berlangsung. Skema sederhana dari otak manusia dapat
dilihat dari gambar berikut ini.
Gambar 1.1 Diagram sederhana dari sel otak
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa setiap sel saraf mempunyai
satu inti sel (nucleus). Inti sel akan bertugas melakukan proses
informasi. Informasi sel akan diterima oleh dendrite yang merupakan dari
cell body. Selain menerima informasi, dendrit juga menyertai axon
sebagai keluaran dari suatu pemrosesan informasi. Informasi hasil olahan
ini akan menjadi masukan bagi sel saraf lain dimana antar dendrite
tersebut akan dipertemukan dengan sinapsis. Informasi yang dikirimkan
antar neuron berupa rangsangan yang dilewatkan melalui dendrite.
Informasi yang datang dan diterima oleh dendrite akan dijumlahkan dan
dikirimkan melalui axon ke dendri terakhir yang bersentuhan dengan
dendrite dari sel saraf lain. Informasi yang akan diterima oleh neuron
lain jika memenuhi batasan tertentu yang lebih dikenal sebagai threshold
(nilai ambang).
Gambaran di atas merupakan gambaran sederhana dari jaringan saraf,
tetapidari gambaran itu semua komponen dari sel saraf tersebut relevan
bagi saraf modelkomputasi. Secara khusus, dapat dikatakan bahwa setiap
unit komputasional dihitung dari beberapa fungsi input.
Pengembangan terhadap jaringan saraf ini terus dilakuakan dan
memunculkanharapan baru yang dicapainya suatu mesin yang dapat belajar
sehingga tidak memerlukan adanya pengulangan proses perhitungan yang
sama untuk persoalan yang mirip.
B. TujuanTujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan daninformasi bagi yang membacanya dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
PEMBAHASAN
Jaringan saraf tiruan adalah suatu sistem pemrosesan informasi yang
cara kerjanya memiliki kesamaan tertentu dengan jaringan saraf biologis
[Fausett,1994]. Jaringan saraf tiruan dikembangkan sebagai model
matematis dari saraf biologis dengan berdasarkan asumsi bahwa:
1. Pemrosesan terjadi pada elemen-elemen sederhana yang disebut neuron.
2. Sinyal dilewatkan antar neuron melalui penghubung.
3. Setiap penghubung memiliki bobot yang akan mengalikan sinyal yang lewat.
4. Setiap neuron memiliki fungsi aktivasi yang akan menentukan nilai sinyaloutput.
Jaringan saraf dapat digolongkan menjadi berbagai jenis berdasarkan
pada arsitekturnya, yaitu pola hubungan antara neuron-neuron, dan
algoritma trainingnya, yaitu cara penentuan nilai bobot pada penghubung.
B. Komponen Neural Network
Terdapat banyak struktur NN, tetapi kesemuanya mempunyai komponen
yanghampir sama. Gambar berikut memperlihatkan struktur ideal NN.
Seperti terlihat pada gambar, struktur NN mirip dengan struktur otak
manusiadiatas. Informasi (sebagai input) dikirim ke neuron melalui suatu
pembobotan input. Input ini diproses oleh suatu fungsi propagation yang
menaikan nilai bobot input. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan
threshold oleh activation function. Jika input melampaui threshold, maka
neutron akan diaktifkan, jika sebaliknya maka neutronakan inhibit. Jika
diaktifkan, neuron akan mengirim output melalui pembobotan outputke
neuron lainnya, dan seterusnya.
Dalam NN, neuron dikelompokan dalam layer, yang disebut neuron layer. Biasanya setiap neuron dari sebuah layer dihubungkan ke semua neuron yang ada di layerbelakang maupun depannya (kecuali input dan output). Informasi yang dikirim dalam sebuah NN, dipropagasi layer – per – layer mulai dari input hingga output tanpa ataumelalui satu atau lebih hidden layers. Bergantung pada algoritma yang digunakan,informasi juga dapat dipropagasi ke arah belakang (backpropagation). Gambar berikutmenunjukan NN dengan tiga neuron layers.
Dalam NN, neuron dikelompokan dalam layer, yang disebut neuron layer. Biasanya setiap neuron dari sebuah layer dihubungkan ke semua neuron yang ada di layerbelakang maupun depannya (kecuali input dan output). Informasi yang dikirim dalam sebuah NN, dipropagasi layer – per – layer mulai dari input hingga output tanpa ataumelalui satu atau lebih hidden layers. Bergantung pada algoritma yang digunakan,informasi juga dapat dipropagasi ke arah belakang (backpropagation). Gambar berikutmenunjukan NN dengan tiga neuron layers.
Perlu dicatat bahwa gambar ini bukan merupakan struktur umum dari NN.
Ada NNyang tidak mempunyai hidden layer, atau ada juga NN yang
layer-nya berbentuk matriks.
C. Multi Layer Perceptron
Diperkenalkan oleh M. Minsky dan S. Papert pada tahun 1969, merupakan
pengembangan dari Perceptron dan mempunyai satu atau lebih hidden
layers yangterletak antara input dan output layers.
Multi-layer-perceptron dapat digunakan untukoperasi logik termasuk yang
kompleks seperti XOR.
Multi-Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan feed-forward
yang terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh bobot-bobot
penghubung. Neuron-neurontersebut disusun dalam lapisan- lapisan yang
terdiri dari satu lapisan input (inputlayer), satu atau lebih lapisan
tersembunyi (hidden layer), dan satu lapisan output(output layer).
Lapisan input menerima sinyal dari luar, kemudian melewatkannya
kelapisan tersembunyi pertama, yang akan diteruskan sehingga akhirnya
mencapai lapisan output [Riedmiller, 1994]. Setiap neuroni di dalam
jaringan adalah sebuah unit pemrosesan sederhana yang menghitung nilai
aktivasinya yaitusi terhadap inputeksitasi yang juga disebut
melambangkan himpunan predesesor dari uniti,wij melambangkan bobot
koneksi dari unitj ke uniti, danθi adalah nilai bias dari uniti. Untuk
membuat representasi menjadi lebih mudah, seringkali bias digantikan
dengan suatu bobot yang terhubung dengan unit bernilai 1. Dengan
demikian bias dapat diperlakukan secara sama dengan bobot koneksi.
D. Supervised Learning
Tujuan pada pembelajaran supervised learning adalah untuk menentukan
nilai bobot-bobot koneksi di dalam jaringan sehingga jaringan dapat
melakukan pemetaan (mapping) dari input ke output sesuai dengan yang
diinginkan. Pemetaan ini ditentukanmelalui satu set pola contoh atau
data pelatihan (training data set).
Setiap pasangan polap terdiri dari vektor input xp dan vektor target.
Setelah selesaipelatihan, jika diberikan masukan xp seharusnya jaringan
menghasilkan nilai output. Besarnya perbedaan antara nilai vektor
target dengan output actual diukur dengan nilaierror yang disebut juga
dengan di mana adalah banyaknya unit pada output layer.Tujuan dari
training ini pada dasarnya sama dengan mencari suatu nilai minimumglobal
dari E.
- Algoritma Backpropagation
Salah satu algoritma pelatihan jaringan syaraf tiruan yang
banyakdimanfaatkan dalam bidang pengenalan pola adalah backpropagation.
Algoritma iniumumnya digunakan pada jaringan syaraf tiruan yang berjenis
multi-layer feed-forward, yang tersusun dari beberapa lapisan dan
sinyal dialirkan secara searah dariinput menuju output. Algoritma
pelatihan backpropagation pada dasarnya terdiri dari tigatahapan
[Fausett, 1994], yaitu:
- Input nilai data pelatihan sehingga diperoleh nilai output.
- Propagasi balik dari nilai error yang diperoleh.
- Penyesuaian bobot koneksi untuk meminimalkan nilai error.
Ketiga tahapan tersebut diulangi terus-menerus sampai mendapatkan
nilai error yang diinginkan. Setelah training selesai dilakukan, hanya
tahap pertama yang diperlukan untuk memanfaatkan jaringan syaraf tiruan
tersebut. Secara matematis [Rumelhart, 1986], ide dasar dari
algoritmabackpropagation ini sesungguhnya adalah penerapan dari aturan
rantai (chain rule) untuk menghitung pengaruh masing-masing bobot
terhadap fungsi error.
- Algoritma Quickprop
Pada algoritma Quickprop dilakukan pendekatan dengan asumsi
bahwakurva fungsi error terhadap masing-masing bobot penghubung
berbentuk parabolayang terbuka ke atas, dan gradien dari kurva error
untuk suatu bobot tidakterpengaruh oleh bobot-bobot yang lain [Fahlman,
1988]. Dengan demikian perhitungan perubahan bobot hanya menggunakan
informasi lokal pada masing-masing bobot. Perubahan bobot pada algoritma
Quickprop dirumuskan sebagai berikut: Pada eksperimen dengan masalah
XOR dan encoder/decoder [Fahlman,1988], terbukti bahwa algoritma
Quickprop dapat meningkatkan kecepatantraining. Eksperimen dari
[Schiffmann, 1993] juga menunjukkan peningkatankecepatan training dan
unjuk kerja yang signifikan.
F. Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan
Secara umum, Arsitektur JST terdiri atas beberapa lapisan, yaitu
lapisanmasukan (input layer), lapisan tersembunyi (hidden layer), dan
lapisan keluaran (output layer). Masing-masing lapisan mempunyai jumlah
node atau neuron yang berbeda-beda. Arsitektur JST tersebut dapat
diilustrasikan sebagai gambar berikut ini :
Gambar 1.2 Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan
- Lapisan Masukan (input layer)
Lapisan masukan merupakan lapisan yang terdiri dari beberapa
neuronyang akan menerima sinyal dari luar dan kemudian meneruskan ke
neuron-neuron lain dalam jaringan. Lapisan ini dillhami berdasarkan
cirri-ciri dancara kerja sel-sel saraf sensori pada jaringan saraf
biologi.
- Lapisan tersembunyi (hidden layer)
Lapisan tersembunyi merupakan tiruan dari sel-sel syaraf konektor
pada jaringan saraf bilogis. Lapisan tersembunyi berfungsi meningkatkan
kemampuan jaringan dalam memecahkan masalah. Konsekuensi dari adanya
lapisan ini adalah pelatihan menjadi makin sulit atau lama.
- Lapisan keluaran (output layer)
Lapisan keluaran berfungsi menyalurkan sinyal-sinyal keluaran hasil
pemrosesan jaringan. Lapisan ini juga terdiri dair sejumlah neuron.
Lapisan keluaran merupakan tiruan dari sel saraf motor pada jaringan
saraf biologis.
G. Algoritma Pembelajaran
Belajar Untuk JST merupakan suatu proses dimana parameter-parameter
bebas JST diadaptasikan melalui suatu proses perangsangan berkelanjutan
oleh lingkungan dimana jaringan berada. Suatu Jaringan Saraf Tiruan
belajar dari pengalaman. Proses yang lazin dari pembelajaran meliputi
tiga tugas, yaitu :
1. Perhitungan Output,
2. Membandingkan output dengan target yang diinginkan.
3. Menyesuaikan bobot dan mengulangi prosesnya.
Proses pembelajaran tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar Proses Pembelajaran dari suatu JST
Proses pembelajaran atau pelatihan tersebut merupakan proses
perubahan bobot antar neuron sehingga sebuah jaringan dapat
menyelesaikan sebuah masalah. Semakin besar bobot keterhubungannya maka
akan semakin cepat meyelesaikan suatu masalah. Proses pembelajaran dalam
JST dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Supervised Learning (pembelajaran terawasi) yang menggunakan
sejumlah pasangan data masukan dan keluaran yang diharapkan. Contoh dari
tipe ini adalah metode back propagation, jaringan Hopfield dan
perceptron.
2. Unsupervised Learning (pembelajaran tidak terawasi) yang hanya
menggunakan sejumlah pasangan data masukan tanpa ada contoh keluaranyang
diharapkan.
KESIMPULAN
Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial Neural Network merupakan
suatu pendekatan yang berbeda dari metode AI lainnya. JST merupakan
suatu model kecerdasan yang diilhami dari struktur otak manusia dan
kemudian diimplementasikan menggunakan program computer yang mampu
menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selamaproses pembelajaran
berlangsung.
Dalam NN, neuron dikelompokan dalam layer, yang disebut neuron layer.
Biasanyasetiap neuron dari sebuah layer dihubungkan ke semua neuron
yang ada di layer belakangmaupun depannya (kecuali input dan output).
Informasi yang dikirim dalam sebuah NN, dipropagasi layer – per – layer
mulai dari input hingga output tanpa atau melalui satu ataulebih hidden
layers.
Multi-Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan feed-forward
yang terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh bobot-bobot
penghubung. Tujuan padapembelajaran supervised learning adalah untuk
menentukan nilai bobot-bobot koneksi didalam jaringan sehingga jaringan
dapat melakukan pemetaan (mapping) dari input keoutput sesuai dengan
yang diinginkan. Pemetaan ini ditentukan melalui satu set polacontoh
atau data pelatihan (training data set).
Tujuan pada pembelajaran supervised learning adalah untuk menentukan
nilaibobot-bobot koneksi di dalam jaringan sehingga jaringan dapat
melakukan pemetaan(mapping) dari input ke output sesuai dengan yang
diinginkan. Pemetaan ini ditentukan melalui satu set pola contoh atau
data pelatihan (training data set).
SUMBER :
https://rezkal.wordpress.com/2013/01/17/jaringan-saraf-tiruan-artificial-neural-network/
SUMBER :
https://rezkal.wordpress.com/2013/01/17/jaringan-saraf-tiruan-artificial-neural-network/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar